Islam dan Persoalan Hidup dan Kerja
Hakekat hidup dan kerja, rahmat Allah
terhadap orang yang rajin bekerja, akhlak dalam bekerja, keharusan
professionalisme dalam bekerja.
1. Hakekat hidup dan kerja
Dalam diri manusia terdapat apa yang disebut dengan nafs sebagai
potensi yang membawa kepada kehidupan. Dalam pandangan Al-Qur’an , nafs
diciptakan Allah dalam keadaan sempurna untuk berfungsi menampung serta
mendorong manusia berbuat kebaikan dan keburukan. Allah swt. Katakana dalam
surat al-Syams ayat 7-8“Demi Nafs serta penyempurnaan ciptaanny, Allah
mengilhamkan kepadanya kejahatan dan ketaqwaan” . Allah mengilhamkan, berarti
memberi potensi agar manusia melalui nafs
dapat menangkap ma’na baik dan buruk, serta dapat mendorongnya untuk
melakukan kebaikan dan keburukan.Meskipun nafs berpotensi positif dan negative , namun diperoleh pula isyaratka
bahwa pada hakekatnya potensi positif manusia lebih kuat dari pada potensi
negetifnya. Hanya saja daya Tarik keburukan lebih kuat dari daya tarik
kebaikan. Untuk itu manusia dituntut agar memelihara kesucian nafsnya. Firman
Allah dalam surat al-Syams ayay 9-10.”sungguh beruntunglah orang-orang yang
menyucikannya dan merugilah orang-orang yangMengotorinya”Kecendrungan nafs
lebih kuat untuk kebaikan dipahami dari isyarat ayat, misalnya terdapat dalam surat al-Baqarah ayat 286
“ Allah
tidak membebani seseorang ,tertapi
sesuai dengan kesanggupan nya. Nafs memperoleh ganjaran dari apa yang
diusahakannya, dan memperoleh siksa dari apa yang diusahakannya”Selain nafs,
dalam diri manusia juga terdapat qalb yang sering diterjemahkan hati. Seperti
dikemukakan di atas, bahwa nafs ada dalam diri manusia, qalb pun demikian ,
hanya saja qalb yang merupakan wadah dipahami dalam arti alat, sebagaimana
firman Allah dalam surat al-A’raf ayat 179 “mereka mempunyai qalb, tetapi tidak
digunakan untuk memahami”. Selain kata qalb,dalam al-qur’an juga
terdapat kata fu’ad, seperti dalam firman-Nya dalam surat al-Nahl “Allah
mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu maka
Dia membirimu (alat) pendengaran, (alat) penglihatan serta hati, agar kamu
bersyukur (mempergunakannya memperoleh
pengetahuan)”Kemudian manusia juga memiliki ruh, sebagaimana firman-Nya dalam
surat al-Isra’ ayat 85 “ Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh, katakanlah
Ruh adalah urusan Tuhanku, kamu tidak diberi ilmu kecuali sedikit”Ada yang
berpendapat, bahwa ruh itu sama dengan nyawa,
tetapi apa bedanya manusia dengan orang utan, monyet dan binatang yang
lain ?. Dalam surat al-mu’minun dijelaskan bawa dengan ditiupkannya ruh, maka
menjadilah makhluk ini khalq akhar (makhluk yang unik) , yang berbeda dengan
makhluk lain. Karena manusia memiliki ruh lah ia mudah menerima wahyu dari
Allah swt. Mempelajari wahyu dikatakan santapan rohani, bukan santapan nyawa.
Manusia berpotensi mendapatkan hidayah
Karena mempunyai roh.Selain memiliki nafs, qalb, dan ruh manusia juga memiliki
‘aql. Kata ‘aql dalam al-qur’an menggunakan bentuk kata kerja masa kini dan
lampau. Dari segi bahasa, kata ini dapat diartikan tali pengikat, penghalang.
*Selengkapnya klik tautan berikut :
MATERI 11 : Islam dan Persoalan Hidup dan Kerja
*Selengkapnya klik tautan berikut :
MATERI 11 : Islam dan Persoalan Hidup dan Kerja
Materi ini ada sumber nya gak kak ?
BalasHapussoalnya mau buat catatan kaki ,
tks
Materi ini ada sumbernya gak kak ?
BalasHapussoalnya mau buat catatan kaki untuk makalah,
TKS